Rabu, 04 Mei 2016

TRENDING TOPIC MEDSOS






Jakartabaranews.co – Pekan lalu perhatian masyarakat tertuju ke Polda Yogyakarta terkait dengan penahanan Florence Sihombing. Mahasiswi S2 UGM ini ditahan karena diadukan LSM akibat “kicauan”-nya di Path yang mengiha rakyat Yogyakarta.
Kehadiran media sosial, seperti Facebook, Twitter, Blog, Path,BBM, dll., membawa perubahan yang sangat radikal dalam berkomunikasi. Apalagi media sosial tsb. dapat dilihat melalui telepon genggam atau telepon seluler (ponsel) yang setiap orang bisa memiliknya.
Celakanya, apresiasi sebagian orang terhadap etika ber-media sosial sangat rendah karena tidak ada regulasi yang langsung meng-intervensi. Selain itu sosialisasi terkait dengan aturan main agar tetap pada koridor hukum juga tidak ada sehingga masyarakat pun menganggap media sosial sebagai “cerobong asap”.
Akibatnya, sebagaian orang tidak memahami dampak hukum jika memakai media sosial sebagai tempat menuliskan sesuatu yang merugikan pihak lain, seperti menyebarkan fitnah, memutarbalikkan fakta, menyebarkan kabar bohong.





 1. PILPRES 2014:  #TVoneMemangBeda menjadi trending topic dunia


2. Pelantikan Presiden 2014, #PresidenJokowi Jadi Trending Topic Dunia

Pelantikan presiden 2014 yang dihelat hari ini, Senin 20 Oktober 2014 juga riuhkan jagat Twitter, Buktinya, tagar #PresidenJokowi menjadi Trending Topic dunia. Sejumlah topik terkait juga merajai. Sebut saja tagar #IndonesiaBaru





Tahun 2015
Heibogor.com - Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan masih memprihatinkan dan menjadi sorotan banyak pihak dan membutuhkan penanganan yang cukup serius. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman agama serta faktor ekonomi menjadi faktor utamanya.

Menurut staf kesekretariatan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Bogor Lulu Triana, pihaknya mencatat pada tahun 2014 ada 63 kasus di Kota Bogor, untuk jenis kasusnya bervariatif, yaitu kekerasan dalam rumah rangga (KDRT) 37 kasus, child trafficking 3 kasus, kekerasan seksual ada 13 kasus, kekerasan psikis pada anak 4 kasus, anak berkonflik dengan hukum 5 kasus, dan pencemaran nama baik 1 kasus.

“Perempuan dan anak masih banyak yang menjadi korban kekerasan dan modusnya pun banyak. Misalnya, seperti korban dijadikan pelacur, korban dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga dengan jam kerja panjang dan gaji tidak sesuai, serta jadi korban pedofilia,” ujar Lulu saat ditemuiheibogor.com, di kantornya, Jalan Ciwaringin, Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa (01/12/15).
Ia menambahkan, untuk tahun ini hingga akhir Oktober 2015, yang melaporkan dan berkonsultasi sebanyak 53 kasus yaitu, kekerasan terhadap anak 24 kasus, dan kekerasan terhadap perempuan 29 kasus.
Diakuinya, berdasarkan penelusuran, kasus trafficking di Kota Bogor banyak biasanya diiming-imingi pekerjaan dengan upah yang besar. Namun kenyataannya penempatan kerja korban tak sesuai perjanjian. Bahkan, ada korban yang sengaja dijual untuk menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK).

“Modusnya banyak, tetapi biasanya dia menawari pekerjaan dengan upah yang besar, di kota - kota besar sebagai pelayan namun nyatanya korban biasanya dijual untuk menjadi PSK, bahkan ada juga yang korbannya ditinggalkan kemudian hidupnya tidak jelas,” tuturnya.
Untuk itu, pihaknya meminta dalam mencegah tindakan kekerasan terhadap anak peran orang tua sangat diperlukan. “Orang tua harus ekstra memperhatikan anaknya, jangan sampai lengah apalagi mudah tergiur" harapnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar